Bersyukur. Ditulisnya gampang, dipraktekkan waktu lagi senang juga gampang. Tapi begitu masalah datang silih berganti, suasana hati ga menentu melakukan 1 kata itu susahnya ampun-ampunan. Gatau diri. Udah dicukupkan semuanya sama Tuhan, masih bisa makan tiap hari, masih punya tempat tinggal, masih aja ngeluh.
Kalau lagi sedih sukanya ngeliat ke atas, ya jelas ga akan ada habisnya. Tiap sedih yang dipikirkan cuma kekurangannya, ga pernah mikir kalau segala sesuatu yang Tuhan kasih jauh melebihi semua kekurangan yang kita pikirkan itu. Seharusnya bersyukur masih Tuhan pelihara, masih Tuhan kasih kesehatan, masih Tuhan kasih keluarga yang lengkap, masih Tuhan kasih suami yang setia menemani. Hal-hal itu jauh lebih berharga dari segala sesuatu di dunia, ga bisa dibeli bahkan dengan uang sekalipun.
Kalau lagi sedih, kalau keadaan mungkin lagi ga memihak, harus terus ingat apa kebaikan Tuhan. Bersyukur. Harus selalu ingat pertolongan yang udah Tuhan kasih. Setiap rencana Tuhan selalu baik, selalu indah pada waktu-Nya. “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.” Manusia boleh berencana, tapi Tuhan yang menentukan.
God will never let you walk alone in your darkest hour. He’ll be there, down every road. You’ll never walk alone.
“For You will light my lamp; The Lord my God will enlighten my darkness.” (Psalm 18:28)
“Karena Engkaulah yang membuat pelitaku bercahaya; Tuhan, Allahku menyinari kegelapanku.” (Mazmur 18:29)
– a note to myself –