Kuala Lumpur – Penang Trip #2

Seperti yang sudah diceritakan di postingan sebelumnya, dari Kuala Lumpur kita dapat menggunakan kereta menuju Penang. Kereta akan berhenti di stasiun Butterworth dan perjalanan dilanjutkan menggunakan ferry untuk sampai di Jetty (pelabuhan di Penang). Tarif menyeberang menggunakan ferry dikenakan biaya 1.2 RM, sedangkan untuh arah pulang dari Jetty ke Butterworth tidak dikenakan biaya. Tidak butuh waktu lama, hanya sekitar 10-15 menit kita sudah sampai di Jetty. Kalau dipikir-pikir perjalanan sama suami kali ini kita menggunakan seluruh moda transportasi dari darat, udara dan laut. Ya lumayanlah, untuk ukuran suami yang ga seneng jalan-jalan tapi mau dan tampak menikmati perjalanan yang saya rencakanan *evil laugh*

Sampai di pelabuhan Jetty masih jam 6 pagi yang mana langit masih gelap, mirip kayak jam 5 di Indo. Keluar pelabuhan langsung ketemu terminal bus, luntang lantung kayak anak ilang, ga tau mau kemana karna kalau check in juga masih super kepagian, ga ngerti sama rute bus kita memilih untuk menggunakan CAT yang lagi-lagi layanan shuttle bus gratis dengan rute Jetty to Komtar. Kebetulan penginapan kita ada di sekitar Komtar yang jaraknya sekitar 800 m jalan kaki dari Komtar menurut Agoda. Tapi kok waktu kemarin saya jalan rasanya lebih dari 800 m ya. Ga nyampe-nyampe gitu. Hahaha.

Kekurangannya naik CAT ini adalah ga ada pemberitahuan kita lagi berhenti di halte mana. Jadi ya pilihannya cuma harus hafal jalan atau lihat patokan jalan atau tanya sama sopir bus. Masalahnya rata-rata sopir bus yang saya temui di sini ya kok pada jutek-jutek ya. Malah waktu itu ketemu bule asal Perancis cerita dia kebingungan dengan jalur-jalurnya dan ga tau harus berhenti di halte mana. Dia udah nanya ke sopir bus tapi begitu ditanya malah diem aja cuma nengok sekilas dan kemudian buang muka. Saya juga beberapa kali nanya cuma dijawab ala kadar atau kadang ga dijawab sama sekali. Sangat disayangkan padahal moda transportasi yang mereka sediakan harusnya kan mempermudah penumpang yang naik untuk sampai ke tujuan ya.

IMG_0686CAT Map

Tapi berhubung bangunan yang disebut Komtar itu mudah ditemukan, kita bisa sampai tanpa kelewatan halte. Komtar juga merupakan pusat interchange bus di Penang.ย Sesampainya di sana, ternyata ada semacam warung-warung kecil gitu yang buka dan jual sarapan nasi lemak. Nyobain deh nasi lemak dan teh tarik pagi-pagi, lumayan buat ngisi perut. Selesai makan kita jalan kaki menuju hotel mencoba peruntungan bisa early check in apa ngga. Kali ini kita nginep di Grand Inn Penang Road, budget hotel dengan fasilitas dan service yang cukup memuaskan terletak di daerah Georgetown. Sampai di hotel sekitar jam setengah 7 pagi, disambut sama resepsionis yang ramah tapi kita kurang beruntung karna kamar masih full semua. Akhirnya kita istirahat sebentar di lobby, numpang cuci muka, nitip tas di resepsionis dan memutuskan buat jalan-jalan dulu pagi ini sebelum nanti siang balik lagi ke hotel untuk check in.

penang-komtarKomtar (source)

Jadinya pagi itu kita jalan-jalan tanpa mandi, tapi mandi parfum kok setidaknya ๐Ÿ˜€ Berbekal peta yang diambil di hotel, kita memutuskan untuk jalan kaki ke tempat-tempat yang mau dikunjungi. Habisnya kalau nunggu free shuttle bus lama banget, sayang waktunya malah. Lagipula jarak antara satu tempat ke tempat lain ga terlalu jauh kok sebenernya. Dari Penang Road kita ambil jalan menuju Lebuh Chulia, dan pilihan jalan kaki memang ga salah karna enak banget menikmati pagi di Penang dengan pemandangan bangunan-bangunan tua yang masih terawat, jalanan yang belum terlalu ramai dan cuaca yang kebetulan cukup mendukung pagi itu. Sayang sangking ademnya jadi hujan gerimis dan disusul hujan deras beberapa waktu kemudian. Dan kita ga bawa payung, cuma bisa berteduh di pinggir bangunan kayak anak ilang ๐Ÿ˜€

IMG_0660

Ga ada tempat khusus yang mau dituju sih, rencananya memang cuma pengen jalan-jalan dan kalau pas jalan ketemu bangunan yang bisa diliat ya kita masuk ke dalam. Sayangnya pagi itu banyak bangunan yang masih tutup karna rata-rata baru mulai buka jam 10 pagi. Saat perjalanan menuju Khoo Kongsi Temple yang lagi-lagi berbekal selembar peta, hujan deras mulai turun lagi dan memaksa kita untuk berteduh di satu tempat makan kecil di pojok jalan Lebuh Armenian. Sampe sekarang saya ga tau nama tempatnya karna ga ada tulisan Melayunya, semuanya dalam tulisan Mandarin ๐Ÿ˜€ Duduk-duduk sambil menikmati bakpau isi daging B2 dan segelas lagi-lagi teh tarik hangat. Sederhana tapi bikin hati dan perut hangat ๐Ÿ™‚

IMG_0664Tempat makannya kecil, tapi bakpau dan teh tariknya nikmaat

Dari yang saya baca ada beberapa bangunan menarik yang bisa dikunjungi di Penang beberapa di antaranya yaitu Khoo Kongsi Temple, Cheong Fat Tze Mansion, Pinang Peranakan Mansion, dan Fort Cornwallis. Masih banyak sih bangunan bersejarah lain yang bisa dikunjungi di sana, jadi silahkan diatur jadwalnya aja supaya bisa kebagian semua. Ga lama jalan kaki, si Bubu mulai mengeluarkan jurus pegelnya dan pengen naik bus tapi berhubung kita gatau dimana aja haltenya mau ga mau dia tetep jalan kaki sama saya. Sabar ya sayang. Kalau dipikir-pikir rute jalan kaki kita kemarin cukup jauh dan salut juga saya si Bubu kuat jalan kaki sejauh itu. Hauahaha puas banget deh ah. Udah gitu beberapa kali kita juga kehujanan di jalan sampe bad mood dia *pukpuk* ๐Ÿ˜€

Dari Penang Road, menyusuri jalan sepanjang Lebuh Chulia, muter-muter di sekitar Lebuh Armenian, nyasar-nyasar ke gang kecil, jalan lagi sampe ketemu St Georgeโ€™s Church, menyusuri daerah Padang Kota Lama tempat Fort Cornwallis berada. Tapi lagi-lagi kita ga masuk ke dalem karna hujan deras, udah gitu parahnya pas lagi hujan di sekitar kita ga ada bangunan untuk berteduh. Jadilah duduk manis di bawah pepohonan di taman dekat Fort Cornwallis. Kesian ya? ๐Ÿ˜€ ๐Ÿ˜€

IMG_0675St George’s Church

Begitu hujan reda, perut sudah protes minta makan. Tadinya mau makan di Sri Weld Foodcourt untuk cari Aliโ€™s nasi lemak yang katanya enak dan tempatnya juga ga terlalu jauh. Eh si Bubu tiba-tiba mencetuskan ide buat makan mee sotong yang waktu itu dia liat di acara Taste With Jason di AXN. Tiap nonton acara itu di rumah, kita berdua selalu rusuh-rusuh dan ngeces karna kayaknya makanan yang direview enak-enak. Berbekal GPS dan kesotoyan, jalan kaki dari Fort Cornwallis ke Lebuh Downing untuk naik CAT.

Jadi Mee Sotong ini terletak di Bangkok Lane, Pulau Tikus, tepatnya di Seng Lee Cafe. Nanya-nanyalah ke sopir bus CAT kita diturunin di sekitar Jalan Burma kalau ga salah. Diliat di GPS kok kayaknya masih jauh ya, terus ga jelas juga bener apa bukan tempatnya. Akhirnya kita tanya-tanya ke orang dan beberapa kasih arahan ga jelas, sisanya ga ada yang tau. Setelah jalan kaki cukup jauh dan masih belum nemu juga, kita tanya ke orang yang lewat naik sepeda katanya udah deket jalan kaki juga sampe. Apaan pas kita jalanin udah ampir setengah jam masih juga ga ketemu! Terakir nanya orang di halte katanya naik bus aja ke Pulau Tikus karna masih cukup jauh. Beneran donk, naik bus aja masih sekitar 20 menit dari tempat kita jalan dan Pulau Tikus itu letaknya di atas ya sodara-sodara alias masih jauh banget jalan kaki sampe kaki copot baru sampe mungkin. Bahkan dalam perjalanan sampe keliatan bukit macam lagi mau ke puncak. Perjuangan banget demi sepiring mee sotong! *pingsan guling-guling*

Singkat cerita sampailah kita di Seng Lee Cafe tempat mee sotong berada, yang masak ini bapak-bapak ย India dan udah puluhan tahun berjual mee sotong. Konon dia bisa berbicara dalam 4 bahasa, bahasa India, Inggris, Melayu dan Mandarin. Jangan dikira dia cuma tau sepatah-sepatah kata ya, dia bisa ngomong dalam berbagai bahasa itu dengan sangat lancar. Jarang nemuin pemandangan orang India melayani customernya yang orang Chinese dan bener-bener lancar ngomong Mandarin sampe aksen-aksennya juga enak didenger coba. Saluuutt. Saya aja yang Chinese ga bisa sama sekali bahasa Mandarin ๐Ÿ˜€

IMG_0694Udah dibantu sama anaknya untuk masak, bapaknya yang pake baju warna hitam lagi ngobrol pake bahasa Mandarin.

Sayang lidah saya kurang cocok dengan Mee Sotongnya, mungkin karna saya juga ga terlalu suka sama sotong ya sedangkan rasa sotong kan dominan banget dalam masakan ini. Dan beneran rame loh ini tempatnya. Selalu ada yang datang makan atau sekedar untuk dibungkus bawa pulang, yang masak aja ga berhenti-berhenti dari waktu saya datang. Setidaknya udah pernah nyoba, mungkin yang suka sotong bisa dicoba juga makan di tempat ini ๐Ÿ™‚

IMG_0690Mee sotong penuh perjuangan

Selesai makan kita balik ke hotel untuk check in. Oh iya jangan lupa nyiapin uang pas untuk naik bus ya karna mereka ga ngasih kembalian kalau uang kita lebih. Mandi, istirahat sebentar dan sorenya kita keluar untuk cari makan. Kali ini mau nyoba makan malam di Gurney Drive yang merupakan hawker centre dengan banyak jenis jajanan yang bisa kita pilih. Dari Komtar naik Rapid Penang no.101. Sampai disana kita beli char kway teow di salah satu food stall yang antriannya lumayan panjang. Selain hokkien mee, Penang juga terkenal dengan char kway teow nya. Untuk minumnya kita coba es cendol yang katanya juga enak. Tapi tapi kenapa makanan di sana kok rasanya ga seenak Chinese food disini yaaaa?? Apa karna disini banyak banget MSG jadi rasanya enak? T_T Beberapa kali makan disana rata-rata rasa masakannya standar dan cenderung kurang bumbu. Padahal tujuan kita ke Penang kan juga buat wisata kuliner. Ada yang pernah ngerasain hal yang sama ga?

Gurney-DriveGurney Drive (pic pinjem dari sini)

 

Selesai makan kita jalan di sekitar Pesiaran Gurney, duduk berdua sambil menikmati pemandangan sore itu. Life has never been this good, can we just stay like this forever? :โ€™)

IMG_0704

Kuala Lumpur – Penang Trip #1

IMG_0650“Sometimes it isn’t where you’re going, it’s who you’re with” ๐Ÿ™‚

Udah lama banget ga ngeblog, hiks blognya mati suri udah hampir sebulan lebih. Bukannya kenapa sih, cuma sejak terakir cerita Hochi meninggal rasanya jadi ga mood untuk nulis apa-apa. Kadang juga kangen pengen nulis eh begitu udah direncanain ada aja yang bikin ga jadi lagi. Mudah-mudahan ini malesnya juga ga kumat lagi T_T

Mau cerita tentang short gateaway sama suami di awal Agustus kemarin. Kehilangan Hochi bulan Juli kemarin bener-bener buat kita sedih, minggu awal Hochi ga ada bisa hampir tiap hari kita nangis. Ga nyangka juga sih bisa sampe segitu sedihnya. Suasana hati jadi sendu melulu, kangen sedikit nangis, bengong sedikit nangis, ga cuma saya tapi suami juga nangis. Jadi males pulang ke rumah karna selalu keinget Hochi. Jadilah setelah beberapa minggu masa berduka, kita merencanakan untuk keluar kota sebentar supaya ga terlalu larut dalam kesedihan. Dari awal taun ini udah kepengen banget ke Bromo, tapi karna satu dan lain hal ga pernah jadi. Dan rencananya mau coba naik kereta karna kayaknya seru tidur di kereta secara saya juga belum pernah naik kereta selama di Jakarta. Hahaha noraknya. Tapi ternyata timingnya kurang pas karna masih dalam suasana lebaran yang mana berimbas pada mahalnya harga tiket kereta.

Lihat-lihat harga tiket pesawat tapi ternyata jauh lebih mahal dari kereta ๐Ÿ˜€ Eh terus waktu lagi nyari-nyari, ada promo tiket Jakarta โ€“ Kuala Lumpur. Berhubung budget juga ga banyak-banyak amat, setelah itung-itungan ternyata total budget yang dikeluarin hampir sama dengan ke Bromo yang rencananya lanjut ke Jogja. Si Bubu ini orangnya ga terlalu suka jalan-jalan, susah banget kalo mau diajakin ke tempat-tempat aneh. Buat dia Bromo itu termasuk tempat aneh karna jauh dan katanya ngapain jauh-jauh cuma buat liat matahari terbit di atas gunung. Nguukk -..- Jadi dia prefer buat ke KL karna toh lagi ada tiket promo juga. Kalau suami mau ke KL syaratnya dia harus mau nyambung ke Penang. Hahaha. Saya belom pernah ke Penang dan penasaran juga, konon banyak makanan enak disana. Jadilah perjalanan 5 hari 4 malam kali ini dipake buat jalan ke KL dan Penang tapi dengan budget yang cukup ketat.

Bermodal 4 hari sebelum hari keberangkatan saya bikin itinerary untuk trip nanti. Dan bikin itinerary itu kan ga gampang ya apalagi ada budget yang harus diperhatikan sedangkan tempat yang mau dikunjungi banyaak *banyak mau*. Hari yang ditunggu tiba dan berangkatlah kita dari Cibubur ke Bandara Soekarno Hatta dengan menggunakan angkutan semacam Damri, tapi yang ini bus dari Sinar Jaya yang rutenya Cileungsi โ€“ Bandara Soekarno Hatta lewat Cibubur.ย  Tadinya udah bingung mau naik apa subuh-subuh dari Cibubur, tapi untung ada bus Sinar Jaya ini yang ternyata juga baru mulai beroperasi Juli kemarin. Tarifnya 40ribu untuk 1 orang, lewat setiap 1 jam sekali. Jadwal dan nomor telepon bisa dilihat di sini ya.

Hari pertama kita sampai di KL sekitar jam 12 siang. Dari KLIA 2 ke KL Sentral naik Aerobus dengan tarif 10RM per orang. Oh iya budget airlines di KL udah bukan LCCT lagi tapi jadi KLIA 2 yang terletak ga jauh dari LCCT. KLIA2 ini jauh lebih bagus dari LCCT, mirip-mirip Terminal 3 Soekarno Hatta bedanya lebih besar. Tempat buat beli tiket bus untuk ke kota pun juga jauh lebih teratur. Seandainya terminal lain di Soekarno Hatta juga bisa diperbaharui secantik itu.. Sekitar 1 jam kemudian kita sampai di KL Sentral dan memutuskan untuk makan di foodcourt. Lumayanlah rasa makanan dan harganya sebanding.

Perjalanan ke KL kali ini kita berdua coba pake backpack soalnya kalo bawa koper pasti ribet karna rata-rata tempat yang mau dikunjungi harus banyak jalan kaki. Untungnya di KL Sentral ada loker penitipan tas dengan tarif 5 โ€“ 15 RM tergantung dengan ukuran loker yang mau dipakai. Tas bisa dititip sampai dengan jam 12 malam, kalau lewat harus bayar lagi sesuai dengan tarif loker. Karna malamnya kita akan menggunakan kereta untuk ke Penang, jadi tasnya kita titipin dulu selagi jalan-jalan di sekitar KL. Perjalanan kereta dari KL Sentral ke Butterworth butuh waktu sekitar 8 jam. Tiketnya udah dipesen online dari Jakarta, bisa pesen di webnya KTMB langsung. Di kereta ini ada juga yang namanya sleeper train. Jadi tempat duduknya disulap jadi tempat tidur mini gitu, bisa tidur beneran selama di perjalanan. Sayang seribu sayang waktu mau beli tiketnya ternyata udah full untuk yang sleeper train. Padahal udah ngebayang-bayangin serunya tidur di kereta ya kan. Hiks. Akhirnya kita pesen yang kelas eksekutif, itu pun untuk pulangnya tempat duduk kita misah coba karna udah full. Sebenernya sih untuk ke Penang juga bisa pake bus dengan waktu kurang lebih 4-5 jam, lebih cepet dibanding dengan kereta. Tapi karna emang dari awal kepengen naik kereta, jadinya memang ga mempertimbangkan untuk naik bus. Udah gitu dengan naik kereta otomatis jadi hemat biaya hotel kan lumayan. Hauahaha. Tarif kereta dari KL Sentral ke Butterworth sekitar 34RM untuk yang eksekutif, untuk sleeper train sekitar 46RM.

3-1Ini sleeper trainnya, modal googling karna ga kebagian seat ๐Ÿ˜ฆ (source)

Setelah makan siang di KL Sentral agenda selanjutnya adalah mengunjungi beberapa bangunan tua dia Dataran Merdeka. Dari KL Sentral bisa naik LRT turun di Masjid Jamek lalu jalan kaki ke Dataran Merdeka. Berhubung waktu kita kesana itu masih sekitar jam 3an, matahari lagi terik luar biasa. Berasa dipanggang ๐Ÿ˜€ Pertama, kita masuk ke KL Gallery niatnya buat numpang ngadem. Eh di lantai 2 ternyata ada ruangan untuk nonton pertunjukkan gitu. Di dalam ruangan ada layar yang cukup besar dan di depannya ada miniature lengkap kota Malaysia. Jadi di dalam ruangan itu kita dikasih nonton semacam presentasi singkat tentang Kuala Lumpur, bagaimana sejarah dan perkembangannya sampai sekarang. Selama acara berlangsung, miniature kota Malaysia itu bakal nyala-nyala pokoknya cantik dilihat mata. Beneran ya, mereka tuh bener-bener niat untuk ngolah bidang pariwisata. Hal yang sebenernya biasa-biasa aja dibuat jadi menarik sama mereka.

IMG_0629Salah satu pameran di KL Gallery, dari kertas bajunya. Minta dipegang banget walau ada tulisan don’t touch ๐Ÿ˜€

Kelar ngadem, kita muter-muter di sekitar Dataran Merdeka dan sempet masuk Museum Tekstil juga. Museumnya sepi banget bok, ga ada orang sama sekali waktu kita ย datang, cuma ada kakek-kakek dengan seragam satpam jaga di depan pintu dan menyambut tamu yang datang. Berasa itu museum lagi kita sewa. Tapi herannya walaupun itu museum seolah mati suri karna sepi pengunjung, di dalemnya bersih dan terawat banget. Keliatan kalau mereka bener-bener tetep ngerawat itu tempat walaupun mungkin sehari ga sampe 5 orang yang masuk (keliatan di buku tamu).

IMG_0639Museum Tekstil

Puas dipanggang matahari kita memutuskan buat lanjut ke Twin Tower. Sebelum masuk ke stasiun tiba-tiba kangen banget sama Apple Pie McDonald yang ga masuk Indonesia itu *sedih*. Ga jauh dari stasiun Masjid Jamek ada McD jadi melipir buat takeaway apple pienya ๐Ÿ˜€ Sampai di KLCC kita cari tempat adem buat duduk karna saya udah ga tahan melahap 10 biji apple pie, hahaha. Waktu lagi duduk-duduk gitu tiba-tiba ada abang-abang india yang nawarin hape donk ke Bubu. Ngakak gegulingan saya. Ada-ada aja sih lagi duduk cantik di sore yang sepoi-sepoi tiba-tiba didatengin orang jualan handphone tapi lebih mirip kayak mau jual narkoba. Gerak geriknya tersembunyi dan samar-samar sambil menenteng kantong plastik hitam, itupun nawarinnya dengan tangan di bawah megang hape sambil berlalu. Hahaha. Berasa kayak mau transaksi barang-barang terlarang ๐Ÿ˜€

Kelar makan 100 biji apple pie dan ribet ngambil foto di twin tower, rencananya mau makan malam di Nasi Kandar Pelita yang tersohor. Tapi tiba-tiba angin berhembus membawa kita ke Bukit Bintang. Udah gitu taunya ga sengaja kita ngelewatin halte bus Go KL City yang terletak ga jauh dari twin tower. Go KL City ini adalah shuttle bus gratis yang melayani rute dari KLCC sampai Pasar Seni dan lewat Bukit Bintang tentunya. Lumayan kalau mau hemat ongkos :p

Processed with VSCOcam with f2 presetSedih ga beli 10 biji buat dibawa pulang

gokl_dec2012Go KL City Map

Sampai di Bukit Bintang, ngiter-ngiter sebentar dan memutuskan untuk makan malam di Jalan Alor. Bisa dibilang petunjuk jalannya cukup minim jadi kita cuma tanya-tanya orang di sekitar. Di sepanjang Jalan Alor ini ada berbagai jenis makanan, tinggal dipilih aja mau makan apa. Saya pesen Hokkien Mee yang ternyata rasanya kok biasa aja yah. Huhuhu. Malah yang enak itu jajanan pinggir jalan yang di truck kecil gitu. Seruu, pengen pesen semua rasanya. Selesai makan kita bergegas balik ke KL Sentral untuk mandi dulu disana sebelum melakukan perjalanan semalaman di kereta. Tapi ternyata perhitungan waktu kita meleset karna kelamaan jalan di sekitar Bukit Bintang dan jarak dari Jalan Alor ke stasiun Bukit Bintang itu lumayan jauh.

IMG_0652Keliatannya oily tapi begitu dimakan ga bikin eneg

IMG_0655Ga keliatan dagingnya, tapi abis di grill semuanya menggiurkan :p

Selama perjalanan udah harap-harap cemas apa bakal sampe tepat waktu supaya setidaknya masih bisa mandi. Soalnya besok kan baru bisa check in hotel jam 2 siang. Kalo malam ini ga mandi berarti bakal hampir 2 hari ga mandi kan ga enaakk. Syukurlah sampai di KL Sentral sekitar jam setengah 9 malam, dan jadwal kereta masih sekitar 1 jam lebih lagi. Jadi di KL Sentral ini memang ada tempat khusus untuk mandi beserta dengan ruangan kecil untuk naro barang dan ganti baju. Berbeda dengan toilet umum di KL Sentral yang agak kotor, tempat mandinya ini bersih banget. Dengan bayar 5RM kita dikasih kunci ruangan dan bisa minjem handuk juga kalau mau. Tapi kemarin emang udah prepare mau mandi disana jadi kita bawa handuk kecil gitu. Ruangannya pun ber AC jadi ga perlu takut gerah, ada air angetnya juga coba. Pengalaman pertama seumur hidup mandi di stasiun dan ternyata seru juga. Hahaha.

Selesai mandi, langsung menuju kereta untuk berangkat ke Butterworth. Syukurlah kita ga telat walaupun tadi udah sempet lari-lari dan ngibrit takut ditinggal kereta. Eh keretanya malah telat berangkat sekitar 20 menit dari jadwal. Ini sih mirip sama kita ya. Karena udah baca-baca katanya di kereta ini ACnya dingin, udah siapin jaket beserta bantal leher dan siap tidur cantik sambil duduk di kereta. Dan ternyata memang dingin banget ACnya, pake jaket tebel aja masih kedinginan apalagi kalo cuma pake kaos. Kereta sempat berhenti di beberapa stasiun lain, makanya waktu tempuhnya lebih lama dibandingkan dengan naik bus. Berangkat dari KL Sentral jam 10 malam, sampai di Butterworth sekitar jam setengah 6 pagi. Syukur saya tertidur dengan lelap walaupun sambil duduk dan kedinginan, tapi asal ada suami di sebelah hati pun jadi hangat *dilempar cobekan*

Cerita hari kedua bersambung di postingan selanjutnya ya, stay tuned! ๐Ÿ™‚