Ada banyak hal yang saya cemaskan beberapa waktu belakangan ini. Terutama karna waktu untuk mempersiapkan pernikahan yang tinggal sebentar lagi. Sedangkan urusan perintilannya belum selesai semua. Selesai ngurus yang 1, masih ada lagi yang harus diurus.
Awal-awal persiapan sih ngerasa seru, tapi makin deket waktunya malah jadi stres karna ngerasa waktu mepet tapi masih banyak hal yang harus dipersiapkan. Sedangkan untuk ngurusin segala perintilan ini saya sama cami ngurus semuamuanya sendirian. Mulai dari gedung, catering, souvenir, undangan, etc – you name it.
Saya sama cami ga pake WO karna pake WO juga butuh budget yang ga sedikit. Sedangkan saya pribadi mikirnya mending duit WO nya buat beli barang diisi di rumah, misalnya kulkas, kompor, tempat tidur dan lain-lainnya. Ga sabar jadinya mau pindah ke rumah baruuu 🙂 Yaa tapi jadinya harus ada ekstra tenaga sih, lumayan melelahkan karna yang banyak itu perintilannya.
Beberapa bulan belakangan sejak persiapan pernikahan dimulai, ada saja hal-hal yang bikin kita berantem. Dulu denger banyak cerita kalau waktu kita mulai menyiapkan pernikahan itu pasti bakal jadi sering berantem, bahkan ga jarang karna lain dan suatu hal sampe ga jadi nikah *ketok2 meja
Padahal dulu waktu awal-awal nyiapin pernikahan saya yakin kalau ga ada yang perlu diberantemin. Toh kita juga maunya yang simple-simple aja yang penting cocok sama hati dan cepet beres. Eh taunyaaaaa… Ahahaha. Ga sering-sering banget sih, tapi ya setelah dipikir-pikir kok bisa ya ngeberantemin hal kayak gitu ._.
Saya pikir sih mungkin jadi berantem karna saya dan cami udah pusing dengan kerjaan masing-masing, ditambah weekend ngurusin perintilan kawinan yang ga kelar-kelar bikin badan cape karna otomatis jadi ga ada waktu istirahat. Jadilah emosi pun cepat tersulut kalau ada yang ga sesuai dengan ekspektasi.
Tapi disinilah rencana pernikahan itu akan kembali menyatukan kita. Setiap kali habis berantem, kita akan ngomong baik-baik dan kembali ke tujuan awal sebelum persiapan married ini dimulai. Kita menikah kan bukan hanya untuk acara dalam 1 hari itu, tapi bagaimana kita akan menjalani hubungan setelah hari spesial itu selesai. Bagaimana kita akan menghabiskan hidup dengan orang yang kita pilih, orang yang kita cintai dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Dan pikiran itu selalu berhasil mengembalikan mood kita berdua pada akhirnya 🙂
Lalu di tengah perasaan yang tidak menentu semalam, tiba-tiba ayat alkitab ini nongol begitu aja di aplikasi alkitab saya :
Matthew 19 : 4-6
“And he answered and said unto them, have ye not read, that he which made them at the beginning made them male and female, And said, for this cause shall a man leave father and mother, and shall cleave to his wife: and they twain shall be one flesh? Wherefore they are no more twain, but one flesh. What therefore God hath joined together, let not man put asunder.”
Dari sekian banyak ayat di dalam Kitab Suci, ayat ini yang keluar untuk saya baca tadi malam. And i feel blessed, i am trully blessed. Through ups and down in our relationship, He allowed us to get the next step, to get married, to make a new life. I can’t ask for more.
I am trully blessed.