“There’s an oft-cited study out there that says money does buy you happiness — but only up until a certain point. It says that after you make $75,000 per year, increasing your income is not going to make you any “happier.” But the truth about wealth and happiness is more complicated than any study can say.” (source)
Siapa yang ga butuh uang? Mau apapun dan mau ngapain aja sekarang mesti pake uang. Kalau dulu ke toilet ga perlu bayar, sekarang sekali pipis aja mesti bayar 2ribu rupiah. Kalau perut laper ya mesti beli makanan atau masak dan itu juga perlu uang untuk beli bahan-bahannya. Mau pergi ke sana mesti pakai uang buat beli bensin atau naik kendaraan umum. Uang jadi hal yang ga terpisahkan dari hidup kita.
Masalah uang selalu jadi hal yang sensitif, di dalam pekerjaan, rumah tangga, keluarga, bahkan dalam hubungan pertemanan sekalipun. Uang bisa bikin bahagia karena kita bisa memenuhi kebutuhan dari sana, tapi ga semua hal bisa dibeli dengan uang. Ada orang yang berlimpah ruah hartanya tapi ga bahagia, ada yang hartanya pas-pasan tapi hidupnya happy-happy aja. Malah yang hartanya banyak jadi berantem dengan keluarga sendiri gara-gara uang.
source
Saya sendiri lahir dari keluarga sederhana, orangtua saya bukan konglomerat. Pernah mencicipi saat-saat dimana kita sekeluarga ga perlu mencemaskan masalah keuangan, tapi karna satu dan lain hal keadaan berubah dan menuntut kita berjuang lebih keras kalau mau hidup layak. Sejak keadaan keuangan memburuk, sedikit banyak saya jadi pribadi yang agak minder. Waktu dulu sekolah, ga bisa yang namanya sering ngumpul dan nongkrong di kafe A, pergi ke mall A, belanja di sana dan di sini. Buat saya pribadi, lebih baik apa adanya daripada ikutan sana sini tapi malah maksain keadaan. Kalau dulu waktu kuliah ada temen yang bisa dengan mudahnya pindah kampus atau pindah jurusan padahal udah bayar semua uang pangkal dan uang kuliah, saya justru harus cari kerja sampingan untuk bayar kekurangan uang kuliah. Dari SPGan yang dibayar hanya berapa puluh ribu atau yang gajinya baru dikasih setelah lewat berbulan-bulan kerja, asal halal dan sesuai dengan kemampuan ya saya lakukan.
Ada saatnya saya nangis dan putus asa karna terancam ga bisa melanjutkan kuliah terpentok masalah dana, tapi Tuhan selalu turut campur. Kalau dipikir-pikir lagi saya sendiri bingung kok bisa waktu itu lulus dan semua bayaran kuliah juga lunas. Inget banget setelah selesai skripsi masih ada 12 juta uang kuliah nunggak dan harus dibayar kalau mau ikut wisuda. Uang 12 juta yang besar banget itu rasanya mustahil untuk kita dapatkan dalam waktu singkat. Tapi ya tangan Tuhan ga pernah terlambat untuk menolong 🙂
Walaupun hidup dalam keadaan sederhana, Tuhan selalu kasih kekuatan dan sukacita dalam keluarga kita. Malah kalau diingat-ingat lagi saya bersyukur banget pernah merasakan saat-saat itu.  Walaupun dulu kalau mau makan di rumah lauk yang cuma sedikit itu aja harus dibagi untuk berlima, uang jajan ke sekolah cuma cukup untuk pulang naik angkot dan jajan makanan yang murah, beli baju? Apa itu namanya beli baju, kalau mau beli baju ya nabung sendiri 😀 Tapi ya di situlah pribadi saya dibentuk. Dari kecil saya udah harus tau diri kalau saya ga akan bisa mendapatkan apa yang saya mau kalau ga berusaha mati-matian, ga ada yang namanya tinggal menjentikkan jari dan saat buka mata keinginan kita terkabul. Ga ada yang namanya nadahin tangan ke orangtua apalagi kalau udah bisa kerja, yang ada justru saya yang seharusnya balas budi sama mereka. Makanya ya efek ngerasain cari duit itu susah saya suka gemes sama orang yang bisanya cuma minta duit sama ortunya tapi gayanya selangit.
Bohong ya kalau dibilang ga sedih dengan keadaan dulu yang serba susah, dan bohong juga kalau bilang keadaan keluarga ga pernah panas karna mau apa-apa ya susah. Dan saya yakin beban terberat pasti ada di pundak kedua orangtua saya. Ga jarang mereka juga berantem karna masalah uang, bukan berantem yang gimana-gimana, tapi ya karna mau bayar tagihan ini itu uangnya ga cukup otomatis jadi stres dan ribut kan. Tapi di balik berantem-berantem kecil itu kita jadi lebih menghargai saat-saat dimana kita ngumpul bareng di rumah. Waktu masih di rumah, hampir tiap malem kita ngumpul di kamar papa mama sekedar buat becanda atau manja-manjaan sama si papa. Namanya juga anak cewe ya kan pasti nempel banget sama bapaknya :p Walaupun ga bisa makan di resto, tapi kalau malem-malem kita laper si papa pasti akan dengan senang hati bikinin cemilan buat anak-anaknya, mau itu pisang goreng atau sekedar indomie goreng kita makan juga dengan lahap. Perut kenyang hati pun senang. Jadi ya walaupun keadaan susah dan uang ga berlebih, asal dijalanin dengan hati bersyukur dan tetep saling memiliki satu sama yang lain dalam keluarga udah lebih dari cukup. Malah itu yang jadi kekuatan buat saya sampai sekarang.
Makanya saya heran liat orang yang hartanya berlimpah ruah tapi hidupnya malah ga bahagia. Malah ga bisa berbagi, takut hartanya habis dimakan ikan hiu, dan ga menikmati hidup juga.  Sedangkan kita kalau dulu lagi ngobrol ngalor ngidul malah suka berandai-andai enak kali ya kalau punya uang banyak, ga usah pusing mikirin kontrakan, dsb dsb. Ya sekali-sekali boleh kan ya berandai-andai, hehe. Tapi pada kenyataannya ga semua orang yang uangnya banyak itu hidupnya bahagia. Malah dibandingin sama yang hidupnya pas-pasan lebih bahagia kita kali 😀
Ya ga bohong juga dalam rumah tangga saya tetep kepengen punya ekonomi yang stabil dan berlebih gitu kalau bisa, muahahaha. Tapi yang paling penting bukan masalah uangnya, buat saya ada hal-hal yang ga bisa dibeli dengan uang. Contohnya waktu buat ngulet dan nguyel-nguyel berdua suami sebelum tidur, sarapan berdua sambil ngobrol ngalor ngidul, happynya pergi berdua kemana aja walaupun ga nginep di hotel mewah atau makan di resto mahal. Asal hati ada damai dan sukacita, apapun yang kita lakukan pasti dilakukan dengan senang hati. Kerja keras dan usaha itu perlu tapi jangan menjadikan uang yang nomor satu. Apalah artinya harta berlimpah kalau keluarga ga harmonis, apalah artinya uang segunung kalau kita ga bisa menikmati hidup. Apapun keadaan sekarang ya bersyukur, karna pasti itu yang terbaik dari Tuhan (notes to myself).
Seandainya disuruh milih, seandainya nih yaa, kalian mendingan uang pas-pasan tapi mau ngapain aja happy atau uang banyak ga usah mikirin tagihan tapi ga bahagia? Jangan jawab mau uang banyak dan bahagia selalu ya, saya juga mau itu sih (amin) hahaha
Ngakak bacanya 😀 (source)