Seperti yang sudah diceritakan di postingan sebelumnya, dari Kuala Lumpur kita dapat menggunakan kereta menuju Penang. Kereta akan berhenti di stasiun Butterworth dan perjalanan dilanjutkan menggunakan ferry untuk sampai di Jetty (pelabuhan di Penang). Tarif menyeberang menggunakan ferry dikenakan biaya 1.2 RM, sedangkan untuh arah pulang dari Jetty ke Butterworth tidak dikenakan biaya. Tidak butuh waktu lama, hanya sekitar 10-15 menit kita sudah sampai di Jetty. Kalau dipikir-pikir perjalanan sama suami kali ini kita menggunakan seluruh moda transportasi dari darat, udara dan laut. Ya lumayanlah, untuk ukuran suami yang ga seneng jalan-jalan tapi mau dan tampak menikmati perjalanan yang saya rencakanan *evil laugh*
Sampai di pelabuhan Jetty masih jam 6 pagi yang mana langit masih gelap, mirip kayak jam 5 di Indo. Keluar pelabuhan langsung ketemu terminal bus, luntang lantung kayak anak ilang, ga tau mau kemana karna kalau check in juga masih super kepagian, ga ngerti sama rute bus kita memilih untuk menggunakan CAT yang lagi-lagi layanan shuttle bus gratis dengan rute Jetty to Komtar. Kebetulan penginapan kita ada di sekitar Komtar yang jaraknya sekitar 800 m jalan kaki dari Komtar menurut Agoda. Tapi kok waktu kemarin saya jalan rasanya lebih dari 800 m ya. Ga nyampe-nyampe gitu. Hahaha.
Kekurangannya naik CAT ini adalah ga ada pemberitahuan kita lagi berhenti di halte mana. Jadi ya pilihannya cuma harus hafal jalan atau lihat patokan jalan atau tanya sama sopir bus. Masalahnya rata-rata sopir bus yang saya temui di sini ya kok pada jutek-jutek ya. Malah waktu itu ketemu bule asal Perancis cerita dia kebingungan dengan jalur-jalurnya dan ga tau harus berhenti di halte mana. Dia udah nanya ke sopir bus tapi begitu ditanya malah diem aja cuma nengok sekilas dan kemudian buang muka. Saya juga beberapa kali nanya cuma dijawab ala kadar atau kadang ga dijawab sama sekali. Sangat disayangkan padahal moda transportasi yang mereka sediakan harusnya kan mempermudah penumpang yang naik untuk sampai ke tujuan ya.
Tapi berhubung bangunan yang disebut Komtar itu mudah ditemukan, kita bisa sampai tanpa kelewatan halte. Komtar juga merupakan pusat interchange bus di Penang. Sesampainya di sana, ternyata ada semacam warung-warung kecil gitu yang buka dan jual sarapan nasi lemak. Nyobain deh nasi lemak dan teh tarik pagi-pagi, lumayan buat ngisi perut. Selesai makan kita jalan kaki menuju hotel mencoba peruntungan bisa early check in apa ngga. Kali ini kita nginep di Grand Inn Penang Road, budget hotel dengan fasilitas dan service yang cukup memuaskan terletak di daerah Georgetown. Sampai di hotel sekitar jam setengah 7 pagi, disambut sama resepsionis yang ramah tapi kita kurang beruntung karna kamar masih full semua. Akhirnya kita istirahat sebentar di lobby, numpang cuci muka, nitip tas di resepsionis dan memutuskan buat jalan-jalan dulu pagi ini sebelum nanti siang balik lagi ke hotel untuk check in.
Komtar (source)
Jadinya pagi itu kita jalan-jalan tanpa mandi, tapi mandi parfum kok setidaknya 😀 Berbekal peta yang diambil di hotel, kita memutuskan untuk jalan kaki ke tempat-tempat yang mau dikunjungi. Habisnya kalau nunggu free shuttle bus lama banget, sayang waktunya malah. Lagipula jarak antara satu tempat ke tempat lain ga terlalu jauh kok sebenernya. Dari Penang Road kita ambil jalan menuju Lebuh Chulia, dan pilihan jalan kaki memang ga salah karna enak banget menikmati pagi di Penang dengan pemandangan bangunan-bangunan tua yang masih terawat, jalanan yang belum terlalu ramai dan cuaca yang kebetulan cukup mendukung pagi itu. Sayang sangking ademnya jadi hujan gerimis dan disusul hujan deras beberapa waktu kemudian. Dan kita ga bawa payung, cuma bisa berteduh di pinggir bangunan kayak anak ilang 😀
Ga ada tempat khusus yang mau dituju sih, rencananya memang cuma pengen jalan-jalan dan kalau pas jalan ketemu bangunan yang bisa diliat ya kita masuk ke dalam. Sayangnya pagi itu banyak bangunan yang masih tutup karna rata-rata baru mulai buka jam 10 pagi. Saat perjalanan menuju Khoo Kongsi Temple yang lagi-lagi berbekal selembar peta, hujan deras mulai turun lagi dan memaksa kita untuk berteduh di satu tempat makan kecil di pojok jalan Lebuh Armenian. Sampe sekarang saya ga tau nama tempatnya karna ga ada tulisan Melayunya, semuanya dalam tulisan Mandarin 😀 Duduk-duduk sambil menikmati bakpau isi daging B2 dan segelas lagi-lagi teh tarik hangat. Sederhana tapi bikin hati dan perut hangat 🙂
Tempat makannya kecil, tapi bakpau dan teh tariknya nikmaat
Dari yang saya baca ada beberapa bangunan menarik yang bisa dikunjungi di Penang beberapa di antaranya yaitu Khoo Kongsi Temple, Cheong Fat Tze Mansion, Pinang Peranakan Mansion, dan Fort Cornwallis. Masih banyak sih bangunan bersejarah lain yang bisa dikunjungi di sana, jadi silahkan diatur jadwalnya aja supaya bisa kebagian semua. Ga lama jalan kaki, si Bubu mulai mengeluarkan jurus pegelnya dan pengen naik bus tapi berhubung kita gatau dimana aja haltenya mau ga mau dia tetep jalan kaki sama saya. Sabar ya sayang. Kalau dipikir-pikir rute jalan kaki kita kemarin cukup jauh dan salut juga saya si Bubu kuat jalan kaki sejauh itu. Hauahaha puas banget deh ah. Udah gitu beberapa kali kita juga kehujanan di jalan sampe bad mood dia *pukpuk* 😀
Dari Penang Road, menyusuri jalan sepanjang Lebuh Chulia, muter-muter di sekitar Lebuh Armenian, nyasar-nyasar ke gang kecil, jalan lagi sampe ketemu St George’s Church, menyusuri daerah Padang Kota Lama tempat Fort Cornwallis berada. Tapi lagi-lagi kita ga masuk ke dalem karna hujan deras, udah gitu parahnya pas lagi hujan di sekitar kita ga ada bangunan untuk berteduh. Jadilah duduk manis di bawah pepohonan di taman dekat Fort Cornwallis. Kesian ya? 😀 😀
Begitu hujan reda, perut sudah protes minta makan. Tadinya mau makan di Sri Weld Foodcourt untuk cari Ali’s nasi lemak yang katanya enak dan tempatnya juga ga terlalu jauh. Eh si Bubu tiba-tiba mencetuskan ide buat makan mee sotong yang waktu itu dia liat di acara Taste With Jason di AXN. Tiap nonton acara itu di rumah, kita berdua selalu rusuh-rusuh dan ngeces karna kayaknya makanan yang direview enak-enak. Berbekal GPS dan kesotoyan, jalan kaki dari Fort Cornwallis ke Lebuh Downing untuk naik CAT.
Jadi Mee Sotong ini terletak di Bangkok Lane, Pulau Tikus, tepatnya di Seng Lee Cafe. Nanya-nanyalah ke sopir bus CAT kita diturunin di sekitar Jalan Burma kalau ga salah. Diliat di GPS kok kayaknya masih jauh ya, terus ga jelas juga bener apa bukan tempatnya. Akhirnya kita tanya-tanya ke orang dan beberapa kasih arahan ga jelas, sisanya ga ada yang tau. Setelah jalan kaki cukup jauh dan masih belum nemu juga, kita tanya ke orang yang lewat naik sepeda katanya udah deket jalan kaki juga sampe. Apaan pas kita jalanin udah ampir setengah jam masih juga ga ketemu! Terakir nanya orang di halte katanya naik bus aja ke Pulau Tikus karna masih cukup jauh. Beneran donk, naik bus aja masih sekitar 20 menit dari tempat kita jalan dan Pulau Tikus itu letaknya di atas ya sodara-sodara alias masih jauh banget jalan kaki sampe kaki copot baru sampe mungkin. Bahkan dalam perjalanan sampe keliatan bukit macam lagi mau ke puncak. Perjuangan banget demi sepiring mee sotong! *pingsan guling-guling*
Singkat cerita sampailah kita di Seng Lee Cafe tempat mee sotong berada, yang masak ini bapak-bapak India dan udah puluhan tahun berjual mee sotong. Konon dia bisa berbicara dalam 4 bahasa, bahasa India, Inggris, Melayu dan Mandarin. Jangan dikira dia cuma tau sepatah-sepatah kata ya, dia bisa ngomong dalam berbagai bahasa itu dengan sangat lancar. Jarang nemuin pemandangan orang India melayani customernya yang orang Chinese dan bener-bener lancar ngomong Mandarin sampe aksen-aksennya juga enak didenger coba. Saluuutt. Saya aja yang Chinese ga bisa sama sekali bahasa Mandarin 😀
Udah dibantu sama anaknya untuk masak, bapaknya yang pake baju warna hitam lagi ngobrol pake bahasa Mandarin.
Sayang lidah saya kurang cocok dengan Mee Sotongnya, mungkin karna saya juga ga terlalu suka sama sotong ya sedangkan rasa sotong kan dominan banget dalam masakan ini. Dan beneran rame loh ini tempatnya. Selalu ada yang datang makan atau sekedar untuk dibungkus bawa pulang, yang masak aja ga berhenti-berhenti dari waktu saya datang. Setidaknya udah pernah nyoba, mungkin yang suka sotong bisa dicoba juga makan di tempat ini 🙂
Selesai makan kita balik ke hotel untuk check in. Oh iya jangan lupa nyiapin uang pas untuk naik bus ya karna mereka ga ngasih kembalian kalau uang kita lebih. Mandi, istirahat sebentar dan sorenya kita keluar untuk cari makan. Kali ini mau nyoba makan malam di Gurney Drive yang merupakan hawker centre dengan banyak jenis jajanan yang bisa kita pilih. Dari Komtar naik Rapid Penang no.101. Sampai disana kita beli char kway teow di salah satu food stall yang antriannya lumayan panjang. Selain hokkien mee, Penang juga terkenal dengan char kway teow nya. Untuk minumnya kita coba es cendol yang katanya juga enak. Tapi tapi kenapa makanan di sana kok rasanya ga seenak Chinese food disini yaaaa?? Apa karna disini banyak banget MSG jadi rasanya enak? T_T Beberapa kali makan disana rata-rata rasa masakannya standar dan cenderung kurang bumbu. Padahal tujuan kita ke Penang kan juga buat wisata kuliner. Ada yang pernah ngerasain hal yang sama ga?
Gurney Drive (pic pinjem dari sini)
Selesai makan kita jalan di sekitar Pesiaran Gurney, duduk berdua sambil menikmati pemandangan sore itu. Life has never been this good, can we just stay like this forever? :’)
Hehe, jadi inget dulu tahun 2009 sewaktu ke Penang. Dulu juga jalan kaki ngiterin pusat kota Georgetown-nya 😀 . Dari St. George’s Church itu kalau nggak salah sudah nggak terlalu jauh dari Fort Cornwallis kan? 🙂
Iyaa, karna memang seruan jalan kaki ya. Kalau naik bus malah sayang ga dapet pemandangannya. Betuul, dari St. George’s Church udah ga jauh ke Fort Cornwallis. Sayang bgt hr itu banyak hujannya pas lg muter2. Thanks udah mampir yaa 🙂
sotong itu semacem cumi kan ya?
Iya man, semacam cumi cuma rasanya lebih kuat. Dan di mee nya beneran berlimpah sotongnya
aku kemaren kok gak nemu CAT bus sama sekali yaahh, padahal udah nungguin lama di halte. Akhirnya naik rapid penang aja deh
Kl CAT di beberapa tempat haltenya terpisah sama halte rapid penang dit disana.. Tapi ada juga yang bareng memang. Pokoknya kalau ada kayak pelang warna biru tulisan nomor gitu itu haltenya CAT. Mereka emang agak lama sih lewatnya setengah jam sekali -_-
serrrruu yah.. kayanya jp sama kaya bubu.. alamat gak mau jalan. hahaha.. 😀 pasti ributnya cape muluk. hahahaha..
Kayanya iya deh. rasa di indo MSG-nya udah tingkat akut. hahaha.. kalo ke SG, malay sampe ke china makanannya gak terlalu enak banget kaya di indo. bener. hahahaha.. 😀
Hahahaa beneer pi, perasaan baru juga jalan udah ribut capek. Tapi kalau terpaksa pasti bisa itu sisa2 tenaganya dikeluarin. Hahaha 😀
Tuhh kan bener disini MSG nya 2 sendok makan kali ya buat 1 porsi makanan? 😀 Kl makan di luar tuh jadi hambar2 gimana gitu ya *anak msg*
Teh tariiiiik.. Aku mau, Mbaaaaak.. *semua mau*
Kan di medan juga banyak teh tarik kan Beb? Jadi aus bayanginnya 😀
Banyak Mbaaaak, tapi aku lagi ngga di Medan nih. Huhuhu.. 😥
Seru banget Mar. Jalan-jalannya bikin mupeng. Hihihi. Mbayangin aja jalan kaki ama istri dan anak. Etapi kalo bawa anak gw pasti minta gendong mulu. Hahaha.
Kurang msg ya. Hahaha. Di sini pan kalo masak msg sesendok teh penuh langsung dicampur aja. Mihihi.
Iya mas Dan, seruu. Apalagi kl jalan udah ada krucil jadi lebih seru kali ya karna lebih rame 😀 Hahaha gpp mas, biar makin berotot tangannya xp
Nahh makanya, kayaknya disni tingkat msg nya udah akut deh. Jadi rasanya kurang2 gimana gitu masakan disana, padahal banyak yg bilang enak -_-
bener Mar, makanan indo kebanyakan MSG kayanya, sampe diluar negeri byk makanan tanpa rasa.. untungnya disini udah kurangin makan2 diluar terus, terutama makanan gerobakan abang2 ga sehat bngt MSG nya segudang 😦
mie sotongnya ga menarik, sayang banget yah padahal udah jauh2 hehehe
biarpun ujan n cape jalan tapi bubu seneng kayanya udah bikin istrinya bahagiaaa 😀 😀
Iyaa Mey, apalagi makan bakso di gerobak abang2 yaa, beeehh msg nya juara. Hahaha. Aku jg sebisa mungkin ngurangin buat jajan2 di luar, habisnya nanti makin hari makin ga berasa semua makanan kalo apa2 hrs pake msg 😦
Hahahaa kamuu omongannya kayak si Bubuu, dia bilang dia seneng asal bisa bkin istrinya seneng jg *terbang ke langit*
seneng gak disana Mar?
Seneng noniii.. Seneng bgt malah, coba ya bisa liburan tiap hari 😀 *ngarep*
Astagahh ituu Mee Sotong sungguh penuh perjuangan yah, Mar? haha.. Tapi yg penting rasa penasaran sudah terpuaskan..hihih.. Ehh kita tebalik Mar. Kalo gw ma Ai jalan seringnya gw yang ngeluh2..hahaha 😀
Iyaa Py, perjuangannya itu loh yang bkin rasa mee nya jadi gimana gitu. Seru tapi nambah pengalaman 😀
Hahaha kebaliik ya kita Py, tapi si Ai pasti sabar yaa asal kalian sama2 seneng 🙂
Penampakan mie nya keliatannya enak, tapi kalau pakai sotong kaya gimana tuh :)) amis gitu ya Mar?
Disini MSG nya udah kebanyakan kali ya jadi kalau ke luar negri jadi hambar rasanya.
Iya Ngel, amis sotongnya berasa banget. Ternyata gw ttp ga bisa demen2 amat sama sotong mau dimasak apa juga. Betuul, disini msg nya udah super takarannya, jadi berasa bgt kl makan di luar rasanya hambar. Hahaha
ahahhahha dari KL naik kereta ke Penang, hebat banget Mar top….kl gw nyerah deh lsg naik pesawat direct kesana…
yg gurney hawker sekian kali kesana gak pernah kesampean soalnya gak stroller friendly sesek gitu pernah udah masuk kuar lg kaga dpt tpt duduk wakakaka giliran kmrn gak bawa stroller anak2nya gak mau jadi yah ke plaza gurney lg dah wakakaka
Iya Ci, ini juga baru sekali sekalinya gw nyobain naik kereta yg semaleman gitu. Gempor tapi seru jugaa, ya mumpung belum punya krucil masih bisa ala2 koboy liburannya 😀 Hahaha
Iya sih, Gurney Hawker selalu rame ya, dan emang tempatnya sempit banget. Susah pasti kl bawa stroller, tp seru lah buat makan dan jajan2 gitu
mar bakpau b2 sama teh tarik anget……………. aku pengen hahahah… uuuh perjuangan banget ya itu mee sotongnya hahaha :p
Enaaakk ree, apalagi pas lagi ujan2 gitu. Hahaha. Perjuangaan banget itu si mee sotong ;D
pantesan aja postingan kamu ga muncul di reader aku, kok tiba2 ke unfollow sih, hikssss maafkannn padahal keknya banyak cerita seru disini 😦
Yaahh kok bisa gitu ya.. Aneh memang kadang wordpress mba..
nyimak aja deh, salam perkenalan ya, bila ada waktu ditunggu kunjungan baliknya
Sipp, makasi udah mampir 🙂
emang kalo di indo banyak MSGnya mar, makanya lebih enak hahahaha… tapi kadang2 ada beberapa makanan di malay yang enak juga koq, apalagi kalo ada babinya hehehehe…
aku belom pernah ke penang hahaha… jadi pengen kesana deh kapan2…
Iya Mel, MSG nya super banyak makanya jadi gurih ya kl chinese foodnya. Hahaha. Naah samaa, kl ada babi2 nya emang lebih enak sih ya. Hauahhaa. Ayo cobain nanti ke Penang ber3an sama si baby.. Hihihi
Wah perjalanannya seru ya. Gue belom pernah lho backpack-an sama Diaz, abis Diaz kalo traveling nggak mau jadi orang susah hahaha…
Iya Ngel, seru. Gw jg selama ini belum pernah backpack an apalagi sama suami. Aslinya dia juga ga suka Ngel, tapi apa daya supaya gw ga berisik kali makanya mau2 jg. Hahaha
Duh, liburannya menyenangkan banget nih Mar…dan banyak acara jalan kakinya gitu yah…hihihi…
Etapi berarti dirimu samaan kayak si Abah yah Mar, kalo udah bertekad untuk makan sesuatu perjalanan sejauh apapun dengan senang hati dijabanin lho…hihihi…
Emang sih kalo liburan gitu acaranya gak jauh jauh dari makan-makan yah…hihihi…
Iya mba, seru karna pas jalan kaki gitu yang diliat bisa lebih banyak. Puas soalnya begitu dapet makanan yang kita penasaran banget ituu mba 😀 Iyaa kalo liburan kudu ada makan2nya biar makin semangat. Hahaha